11 Maret 2013

Wakili Indonesia di Austria, Mahasiswa UNAS Usulkan Poin Penting untuk UNAOC


UNAOC diharapkan dapat memastikan pendidikan etika, agama, spiritual itu sudah diajarkan sejak dini baik dalam pendidikan formal maupun informal.

Jakarta (UNAS) - Berhasil terpilih menjadi satu - satunya pemuda yang mewakili Indonesia dalam acara 5th Global Forum United Nation Alliance of Civilization (UNAOC) rupanya menjadi kesempatan besar bagi mahasiswa program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional, I Gede Pandu Wirawan untuk bisa membagikan pengalamannya tentang Indonesia dengan delegasi lain lintas negara di dunia.
Terbukti, dalam kegiatan tersebut, Pandu bersama 149 pemuda lain dari berbagai negara mendiskusikan dan bertukar informasi seputar kondisi yang terjadi di negara masing - masing dan terkait tiga isu utama yang diangkat yaitu religious freedom in a context of religious pluralism, media pluralism, dan migration, integration and mobility in the global economy. "Selama acara berlangsung, kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan setelah mendengar pembukaan dari Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, semua peserta pun fokus berdiskusi dan mendengarkan satu sama lain tentang isu yang telah dipilih," Jelas Pandu saat ditemui Kamis (7/3).
Tidak hanya berdiskusi, selama empat hari sejak 25 - 28 Februari di Vienna, Austria, Pandu pun membuat beberapa rekomendasi penting yang akan dikumpulkan oleh moderator acara dan rencananya rekomendasi dari tiap kelompok diskusi tersebut akan dibacakan dihadapan para pejabat, pengambil kebijakan, dan Sekjen PBB, Ban Ki-Moon. "Kelompok saya memang terfokus pada bidang hukum tentang religious pluralism. Setelah selesai diskusi, akhirnya dapat membuat dua rekomendasi penting untuk bisa dibagikan dan mudah-mudahan bisa disetujui dan direalisasikan kedepannya," imbuh Pandu.
Rekomendasi yang berhasil diusulkan dan diramu untuk PBB oleh Pandu dan kelompoknya, yaitu pertama adalah UNAOC diharapkan dapat memastikan pendidikan etika, agama, spiritual itu sudah diajarkan sejak dini baik dalam pendidikan formal maupun informal dan kedua yakni UNAOC juga diharapkan dapat memastikan adanya hak kebebasan untuk hati nurani, berfikir, beragama dan praktek keagamaan, serta keimanan/keyakinan, spiritual yang dilindungi dalam bernegara dan bermasyarakat. "Semua rekomendasi ini adalah untuk kepentingan bersama, jadi harus dapat merangkul semua negara," pungkas Pandu.
Lebih lanjut, Pandu pun berharap bahwa rekomendasi - rekomendasi yang diusulkan dapat disebarluaskan kepada seluruh pimpinan ataupun pemerintah di negara - negara dunia, juga Indonesia sehingga dapat diimplementasikan dan memberikan dampak besar bagi kedamaian dunia.