15 Desember 2019

Ngopi (Ngobrol Pintar) 6 Periode 2019/2020

HIMAPUBLIK PRESENT
NGOPI (Ngobrol Pintar)
Thema : “ IMPLEMENTASI MIKROTRANS DI IBUKOTA “
Pemateri : JEREMY HEBER VERNANDES
Notulensi : WIWIT MAYUNA AHTA
Kamis, 5 Desember 2019

                Pembukaan oleh pemateri

Isi :

Materi yang disampaikan Jeremy terkait implementasi mikrotrans di ibukota :
Pada masa kampanye Anies Baswedan dan Sandiaga Uno merencanakan reformasi di berbagai bidang seperti Pelayanan Publik, UMKM, Transportasi Publik, Reklamasi, hingga Tata Ruang Kota dan Wilayah. Anies dan Sandi pada transportasi publik berencana meningkatkan kualitas transportasi bus dan angkutan kota (angkot) dan mereka membuat program pada angkutan kota yaitu mikrotrans.
Pada tanggal 15 Januari 2018 – 15 April 2018 Pemprov DKI melakukan ujicoba mikrotrans dan terdapat 33 trayek dan sistem pembayarannya menggunakan uang elektronik yaitu OK OTRIP (One Karcis ON Trip) artinya satu customer menggunakan satu kartu dan satu kartu tidak bisa di pakai secara bergantian. Tarif yang dikenakan mikrotrans adalah Rp. 5.000 per 3 jam perjalanan. Harga 1 kartu OK OTRIP itu senilai Rp. 40.000 dengan isi saldo Rp. 20.000 dan pembelian kartu OK OTRIP hanya ada di halte-hatle besar seperti Lebak Bulus, Harmoni, Kampung Melayu, dan Tanjung Priok.
Disaat ada kendala pada sistem pengoperasionalan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba-tiba mengubah nama OK OTRIP menjadi JAK LINGKO, beliau mengubah namanya dikarenakan kata OK OTRIP tidak memiliki makna yang berarti, sehingga Anies menjelaskan kata 'Lingko' diambil dari bahasa daerah Nusa Tenggara Timur yang berarti sebuah sistem terintegrasi yang digunakan untuk membangun jaringan distribusi air di NTT. 


JAK LINGKO diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Pada tanggal 1 Oktober 2019. PEMPROV DKI melakukan ujicoba selama 9 bulan. Pada saat ini ada sekitar 1.341 mikrotrans yang terintegrasi Jak Lingko yang beroperasi di 55 rute di seluruh ibu kota. Tahun depan, PEMPROV DKI menargetkan menambah angkutan mikrotrans hingga mencapai 6.360 unit.
Kelemahan JAK LINGKO :
1. Masih belum ada jalur khusus untuk mikrotrans sehingga kita masih terkena macet dan memakan waktu yang cukup lama
2. Dikarenakan armada yang beroperasional masih sedikit sehingga masyarakat yang ingin naik mikrotrans harus menunggu waktu lama
3. Karena belum ada aplikasi untuk mengetahui jam kedatengan mikrotrans sehingga masyarakat tidak mengetahui kedatengannya.
Kelebihan JAK LINGKO :
1. Mikrotrans tidak mengetem 
2. Lebih aman karena didalam terdapat CCTV yang mengarah ke penumpang
3. Harganya lebih terjangkau 
4. Driver tidak bisa berkendara ugal-ugalan karena terdapat pusat pengaduan yang ada dibeberapa daerah
5. Tersedianya tempat sampah yang berada didepan pintu keluar sehinga customer yang menggunakan mikrotrans tidak membuang sampah sembarangan.