27 Mei 2014

SEMINAR UMUM HIMAJAN

  

               Pada tanggal 21 Mei 2014, HIMAJAN mengadakan seminar yang bertemakan “Upaya Penyelenggaraan PILPRES 2014 secara Efektif dan Efisien” di ruang seminar UNAS blok I lantai 3 pada pukul 11.00 WIB dan selesai pada pukul 13.20 WIB. narasumber pada seminar tersebut yakni : 
1.Bapak Muhammad Ikbal selaku ketua KPU Administrasi Jakarta Selatan 
2.Bapak Muhammad Jufri, S.Sos, M.Si selaku anggota BANWASLU 
3.Bapak Fadjroel Rahman selaku Pengamat Politik

           Dengan moderator yaitu Bapak Drs. Suranto, M.Si selaku Dosen Universitas Nasional. Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa – mahasiswa dari Universitas Nasional, Universitas Islam Syarif Hidayattulah dan Universitas Muhammadiyah. Pada sesi pertama yaitu sesi materi Bapak Muhammad Ikbal memulai dengan materi dari KPU, beliau menjelaskan bahwa PEMILU 2014 kali ini berbeda dengan PEMILU pada 2009 lalu. Perbedaannya yakni terletak pada sistemnya, pada PEMILU 2009 tidak mengenal adanya DPT dan DPT Tambahan namun, pada PEMILU tahun ini, terdapat DPT dan DPT Tambahan dimana jika terdapat warga yang tidak terdaftar di dalam DPT tetap dapat melaksanakan Pemilihan dengan membawa KTP maupun KK ke TPS sesuai alamat pada KTP atau Kknya tersebut.

       PEMILU 2014 ini memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan PEMILU guna meminimalisir wabah GOLPUT yang kini menghantui. Seperti halnya jika seorang warga Bogor tidak dapat melakukan Pemilihan di TPS daerahnya dikarenakan pekerjaan ataupun alasan lainnya, ia tetap dapat melakukan pemilihan dengan meminta formulir A5 di TPS asalnya kemudian diserahkan kepada TPS tujuan. Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang jadwal kampanye yakni: 
1. Kampanye dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah pasangan yang ditetapkan oleh KPU dan berakhir 3 (tiga)  hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara. 
2. Masa tenang adalah 3 (tiga) hari. 
3.Pemungutan dan perhitungan suara pada tanggal 9 Juli 
4.Pemilih yang berhak memberikan suara :
  • Pemilih yang terdaftar dalam DPT (model A3 PPWP)
  • Pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTB (model A PPWP)
  • Pemilih yang tidak terdapat dalam DPT dan DPTB namun membawa KTP atau KK ke TPS sesuai alamat yang tertera di KTP.

               Metode kampanye pun ada bermacam – macam diantaranya yakni; pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, media massa dan lain – lain. PEMILU bukan berarti bersih tanpa kendala, banyak sekali kendala yang dihadapi oleh KPU dalam mewujudkan PEMILU yang LUBER JURDIL sesuai dengan prinsipnya. Salah satunya ialah banyak warga yang memaksa untuk memilih di TPS lain tanpa membawa formulir A5 tentu saja itu melanggar peraturan yang berlaku.

          Materi berikutnya dibawakan oleh Bapak Muhammad Jufri, S.Sos, M.Si, beliau menjelaskan tentang kewajiban dan tugas BANWASLU salah satunya yakni bagaimana menciptakan kondisi PEMILU yang tidak terdapat tindak pelanggaran di dalamnya. Fokus BANWASLU sendiri ialah :
1.       Kebenaran dan ketetapan proses pelaksanaa pada setiap tahap penyelenggaraan PEMILU
2.       Keterbukaan / transparansi proses

          BANWASLU juga menerima laporan pelanggaran terkait PEMILU dari masyarakat karena tanpa bantuan masyarakat tentunya pengawasan ini tidak akan berjalan dengan baik. Laporannya bisa melalui lisan atau mendatangi langsung kantor BANWASLU, bisa juga melalui telpon atau juga dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan oleh petugas. 

               Lalu materi ketiga diberikan oleh Bapak Fadjroel Rahman, beliau membawa materi dari Soegeng Sarjadi School Government dimana isinya mengenai hasil survey tentang calon – calon presiden maupun wakil presidennya. Disana terdapat survey yang menyatakan bahwa Jokowi yang berpasangan dengan Prabowo sangatlah digemari, hasil ini mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan Jokowi dengan H. Rhoma Irama maupun Ahok. Namun beliau juga memaparkan hasil survey Jokowi yang dipasangkan dengan Jusuf Kalla mempunyai hasil yang tinggi pula. Lalu beliau juga tak lupa memaparkan tentang hasil survey pasangan Prabowo yang diinginkan oleh masyarakat, namun dalam survey ini, Prabowo dan Hatta Rajasa mempunyai presentase yang tidak terlalu tinggi. Dalam presentasi yang ia paparkan, Pak Fadjroel Rahman juga memperlihatkan hasil Pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia diantaranya yakni :
1.       Pemimpin yang bebas KKN
2.       Pemimpin yang melayani rakyat
3.       Pemimpin yang mempunyai pengalaman di dalam pemerintahan

            Setelah materi yang dibawakan oleh ketiga narasumber tersebut selesai, selanjutnya adalah sesi tanya jawab dimana Pak Suranto selaku moderator memilih 4 orang mahasiswa yang beruntung untuk mengajukan pertanyaannya kepada 3 narasumber di seminar ini, mereka ialah :
  1.    Saudara Adi Supriadi, Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Nasional yang menanyakan mengenai upaya pembaruan apa saja yang akan dilakukan oleh KPU untuk menyelenggarakan pemilu yang efektif dan efisien ? lalu usaha BANWASLU sendiri terkait dalam hal memperketat pengawasan tersebut ? dan terakhir dalam debat yang akan dilakukan nanti oleh para CAPRES dan CAWAPRES saya berharap akan dimasukan bahasan tentang konsolasi isu global dimana CAPRES dan CAWAPRES ini lebih condong kemana, Amerika kah atau China atau negara lainnya ?
  2.     Bapak Kamaruddin Salim, S.Sos selaku Wakil kepala biro mawa yang menanyakan mengenai pemilih untuk siapa dan pemilu vs cinta tanah air ?
  3.     Saudara Ilham, Mahasiswa jurusan Hukum Universitas Muhammadiyah yang menanyakan sejauh mana BANWASLU dapat memastikan tidak adanya lagi pemilu yang melanggar nilai norma – noma ? praktik partai politik melakukan oligarki personal individual dan dimana ambang batas personalitas ?
  4.    Saudara Hilman, Mahasiswa Universitas Islam Syarief Hiddayatullah Jakarta yang menanyakan tantangan apa saja yang dihadapi oleh KPU dan BANWASLU yang mengganggu kelancaran PEMILU PILPRES, kasus – kasus pelanggaran yang belum terselesaikan dan upaya – upaya BANWASLU menyelesaikannya ?

        Tiga narasumber lalu menjawab secara bergantian mulai dari Bapak Muhammad Ikbal yang menjelaskan petugas KPPS hanya menerima gaji sebesar Rp. 400.000,- dan petugas kelurahan yang melakukan rekapitulasi selama 6 hari hanya menerima gaji sebesar Rp. 500.000,- itu semua tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan lalu dalam proses pemuktahirannya terhambat pada masalah anggaran yang belum turun. Para penyelenggara sudah melakukan semaksimal mungkin karena Pemilu ini dibiayai oleh APBN, walaupun para petugas KPPS yang hanya menerima gaji yang tidak sesuai dengan pekerjaannya namun jika dikalikan dengan jumlah TPS di seluruh Indonesia sungguh bukanlah jumlah yang sedikit.  

            Beliau juga menjelaskan bahwa Pemilu tahun 2014 ini merupakan pemilu terbaik dari pemilu – pemilu sebelumnya, tingkat partisipasi masyarakatpun meningkat cukup tinggi dari pemilu sebelumnya. KPU memastikan di gerbang paling depan menjunjung tinggi profesionalitas dan integritas namun tetap saja KPU bukanlah kumpulan malaikat yang tidak bisa berbuat salah juga.

           Lalu Bapak Fadjroel Rahman yang menjelaskan perdebatan dalam debat CAPRES dan CAWAPRES tersebut pasti soal ekonomi, hukum dan politik. CAPRES harus menyampaikan statement dengan waktu yang singkat dan untuk masyarakat mendapatkan informasi selengkap mungkin sungguh sangatlah sulit oleh sebab itu Bapak Fadjroel Rahman merencanakan untuk menambah waktu menyampaikan statement tersebut yang dulunya hanya sekitar 22 menit, kini menjadi 1 setengah jam untuk 1 CAPRES. Beliau juga menyampaikan bahwa GOLPUT merupakan cara menegur para Partai politik untuk memilih calon – calon yang memenuhi kualitas. Dalam menilai CAPRES dan CAWAPRES sebaiknya tidak hanya melihat dari visi dan misinya saja melainkan dengan mencari tahu rekam jejak CAPRES dan CAWAPRES tersebut dan jangan percaya pada satu narasumber saja.

           Dan yang terakhir ialah Bapak Muhammad Jufri, S.Sos, M.Si yang menjelaskan bahwa BANWASLU tetap melakukan pengawasan sesuai peraturan, BANWASLU hanya mempunyai waktu yang terbatas dalam menangani kasus dan mengumpulkan bukti – bukti pelanggaran tersebut. Oleh sebab itu pentingnya kerjasama dari masyarakat guna mengawasi jalannya PEMILU di Indonesia agar berjalan dengan baik.

           Jadi, kita selaku Warga Negara Indonesia harus lebih pintar dalam memilih calon yang akan memimpin negeri ini, nilailah calon tersebut dari seluk beluk yang terdalam dan jangan termakan janji – janji manis politik selain itu kita juga mempunyai kewajiban untuk mengawasi jalannya pemerintahan sebelum mengawasi pemerintahan yang cangkupannya sangat luas, marilah kita mulai mengawasi jalannya Pemilu karena dari sinilah pemimpin – pemimpin negeri dilahirkan. Oleh sebab itu, tinggalkan tradisi GOLPUT, semangatkan PEMILU di Indonesia !!!
 


15 Mei 2014

5 TANGGA KEPEMIMPINAN MENURUT JOHN C MAXWELL






1. Posisi / Position
Pada tahapan ini, pemimpin ini hanya akan dianggap sebagai pemangku jabatan saja karena adanya penunjukkan atau sekedar mengisi posisi jabatan. Secara kompetensi, kontribusi ataupun pengaruh dia terhadap organisasi masih kurang dianggap sesuai oleh lingkungannya. Pemimpin seperti ini tidak akan bertahan lama untuk memangku jabatannya tersebut. 

2. Permisi / Permission
                Pada level / tangga ini, pemimpin ini sudah mendapatkan pengakuan dari lingkungan organisasi / perusahaannya. Tanggung jawab, komitmen, konsistensi, kejujuran, integritas dan sebagainya harus terus dia kembangkan agar kepercayaan kepadanya sebagai seorang pemimpin tetap berada pada pandangan positif atau baik.
 
3. Produksi / Production

                Seorang pemimpin akan dituntut produktivitasnya dalam rangka pencapaian visi dan misinya, semakin cepat dan baik produktivitasnya dengan segala kegigihannya, maka para setiap orang diorganisasi / perusahaan yang dipimpinnya akan semakin kagum dan menghormatinya sebagai seorang pemimpin.
  
4. Pengembang Orang / People Developer

                Disini seorang pemimpin sudah dapat mencetak pemimpin lainnya. Mencetak seorang pemimpin tidaklah mudah, seseorang pemimpin dapat mengubah menjadi seorang pemimpin yang baru dengan tidak mengubahnya menjadi seperti dirinya, akan tetapi menjadi seorang pemimpin yang sesuai dengan karakter kepemimpinannya.


5. Pemilik Hati Seorang Pemimpin / Personhood

                Pada level / tangga kepemimpinan ini, jiwa sebagai seorang pemimpin sudah sangat melekat pada dirinya, semua hal positif yang berada di level-level sebelumnya sudah ada. Dia tidak memerlukan upaya yang keras untuk dapat diakui oleh orang lain, karena reputasinya di dalam organisasi / perusahaan sudah baik dan dikagumi.
  

Sekarang, kita dapat melihat diri kita sendiri, berada di posisi manakah anda saat ini? Kita tidak akan hanya bersinggungan untuk organisasi / perusahaan saja, akan tetapi dimulai dari organisasi terkecil, yaitu keluarga. Apakah anda sudah diakui sebagai kepala keluarga atau pemimpin di keluarga anda?