08 Maret 2013

Suryo AB: Rajin- Rajin Tanamkan Kata "Mengapa" dalam Diri

Jakarta (UNAS) - Penelitian dalam bahasa yang sangat sederhana adalah mengurai ide dan gagasan atas sebuah situasi dan fenomena. Membaca tanda-tanda akan adanya suatu persoalan secara langsung dan atau tidak langsung, baik yang sudah terjadi, sedang dan akan terjadi. Sehingga yang diperlukan adalah keahlian untuk membuat rangkaian pertanyaan atau biasa dikenal dengan nama pohon masalah, dimana satu pertanyaan jika sudah terjawab akan dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.
Hal tersebut dipaparkan oleh narasumber, Suryo AB, M.DES dalam kegiatan pelatihan riset dan penulisan karya ilmiah mahasiswa Universitas Nasional yang digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unas di ruang Seminar, Selasar Blok 1, Lantai 3, Rabu (6/3).

"Sering - sering tanamkan kata "why" dalam diri sendiri, karena ketika jawaban atas "why" terpenuhi tentu akan terus bersusulan pertanyaan kenapa - kenapa yang lain,? imbuh Suryo.

Lebih lanjut, pria yang juga aktif sebagai dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas ini mencoba menggenjot semangat mahasiswa dalam melakukan riset dan penulisan karya ilmiah. Suryo menjabarkan tiga hal penting yang membedakan antara orang yang bersekolah dan yang tidak, diantaranya adalah seorang yang mengenyam pendidikan dengan bersekolah akan belajar untuk konsisten atau memiliki komitmen yang kuat, selain itu mereka juga memiliki keserdasan yang bukan hanya kepintaran, dan yang terakhir dengan bersekolah akan melembutkan hati.

"Argumen - argumen yang dikeluarkan oleh orang - orang yang bersekolah akan terasa enak didengar dan masuk akal," pungkas Suryo.

Pada kesempatan yang sama, salah satu peserta, Dea menanyakan bagaimana menuliskan tiap argumen yang ada dalam pikiran sehingga menjadi satu tulisan yang membangun dan bermanfaat. Menjawab hal tersebut, Suryo menjelaskan bahwa penulis sehebat apapun pasti pernah mengalami kebuntuan untuk menuliskannya. Hal ini terkenal dengan nama "teror kertas putih". Solusinya adalah dengan terus berlatih untuk menulis.

"Menulis itu harus dipaksa, jika sudah terbiasa baru dituliskan poin - poin yang akan dituangkan atau dibuatkan dulu pohon masalahnya. Satu hal yang harus diingat, dalam menulis harus dilihat siapa target pembaca, sehingga pemilihan kata juga harus tepat dan tidak berbelit - belit," papar Suryo.