08 Maret 2013

Mau Menulis Karya Ilmiah? Ini Dia Caranya

Jakarta (UNAS) - Universitas Nasional, sebagai institusi pendidikan yang gencar melakukan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah, rupanya tidak hanya terbatas pada dosen - dosen dan peneliti aktif saja melainkan juga mahasiswa - mahasiswa lintas Fakultas. Hal ini terbukti dengan diselenggarakannya pelatihan riset dan penulisan karya ilmiah mahasiswa Universitas Nasional yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unas selama dua hari.

"Ujung dari sebuah proses penelitian adalah penulisan karya atau artikel ilmiah. Hal ini harus dibiasakan, karena ada pepatah yang mengatakan bahwa bisa karena biasa. Jadi, jangan takut dan khawatir menghadapi sesuatu yang belum menjadi keahlian kita. Jalani saja, dimana ada niat yang baik pasti ada jalannya," papar Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S.,A.pt disela paparannya pada acara pelatihan riset dan penulisan karya ilmiah mahasiswa di ruang Seminar, Selasar Blok I Lantai 3, Kamis (7/3).

Dalam presentasinya, Prof. Erna menjelaskan beberapa hal terkait dasar - dasar penulisan karya ilmiah. Menurutnya, tulisan itu terbagi menjadi dua macam, yaitu fiksi yang merupakan tulisan dari daya khayal dan biasanya tanpa informasi atau sumber - sumber yang akurat, dan tulisan non fiksi yang merupakan tulisan atau pelaporan dari suatu hal yang membutuhkan data yang akurat.

"Dalam pelatihan ini kita tentu akan terfokus pada penulisan non fiksi dan jenis tulisan - tulisan non fiksi tersebut ada yang ilmiah, populer, dan ada juga yang ilmiah populer. Contoh penulisan ilmiah seperti skripsi, tesis, dan disertasi," papar Prof. Erna.

Hal terpenting lainnya yang juga dijelaskan adalah unsur - unsur penulisan artikel ilmiah, yakni judul artikel, nama para penulis, afiliasi penulis, kata kunci, pendahuluan, latar belakang, "state of the Art" atau tinjauan pustaka yang menguraikan sejauh mana orang lain telah membahas persoalan yang diteliti, permasalahan, tujuan, nilai penting, manfaat, urgensi penelitian, dan hipotesis. Selain itu, hal lain yang perlu dicantumkan adalah metode penelitian, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, ucapan terimakasih dan terakhir daftar pustaka. "Untuk daftar pustaka gunakanlah yang 10 tahun terakhir, namun jika memang 10 tahun terakhir itu masih terlalu sedikit ya boleh ditambahkan. Semua tergantung keperluannya seperti apa," imbuh Prof. Erna.

Berbeda dengan artikel ilmiah, unsur - unsur yang ada dalam artikel review, diakui Prof. Erna terdapat beberapa perbedaan. "Dalam artikel review tidak ada metode dan pembahasan hasil penelitian, melainkan langsung memaparkan topik - topik yang dibahas saja," pungkas Prof. Erna.